Rabu, 01 Agustus 2012

Berbicara tentang laki-laki idaman, ada satu sisi  dari dirinya yang perlu menjadi fokus perhatian yaitu kepemimpinan. Hal ini karena laki-laki adalah sesosok makhluk yang diamanahkan untuk menjadi pemimpin, baik bagi pribadi, keluarga, atau ummatnya. Salah satu orang yang pantas dijadikan teladan adalah Umar bin Abdul Aziz. Beliau pasti tidak asing lagi terdengar di telinga kita yang rindu figur pemimpin ideal. Umar sangat lekat dengan karakter kepemimpinannya yang profesional, adil, dan bersahaja. Pengalaman-pengalamannya selama menjadi khalifah/pemimpin sangat sering diceritakan karena memang sangat inspiratif dan menggugah sehingga layak untuk dijadikan sebagai role model bagi pemimpin yang ideal bagi semua orang, khususnya negara ini.
Suatu hari Umar bin Abdul Aziz menyewa seekor unta untuk membawanya dalam perjalanan ke luar kota. Di tengah perjalanan yang sebelah kanan dan kirinya dipenuhi pohon, serban beliau tersangkut dan jatuh ke tanah. Umar tidak merasakannya sampai sekitar satu kilometer beliau diberi tahu bahwa serbannya telah jatuh. kemudian Umar turun dari unta sewaannya dan berjalan kaki kembali ke tempat itu untuk mengambilnya.
“Wahai Amirul Mukminin, mengapa engkau mengambil serban itu sendirian? Bukankah engkau bisa mengambilnya dengan mengendarai unta?” Tanya si pemilik unta yang keheranan kepada Umar. “Tidak, saya menyewa unta hanya untuk pergi, bukan untuk kembali.” Jawab Umar. Pemilik unta tadi semakin keheranan, lalu bertanya kembali, “Mengapa engkau tidak menyuruhku mengambilnya?  Mendengar pertanyaan ini, Umar menjawabnya dengan lembut, “Tidak juga, karena serban itu bukan milikmu, melainkan milikku”
Begitulah seorang laki-laki seharusnya. Sadar terhadap amanahnya sebagai pemimpin sehingga bertanggung jawab atas semua yang menjadi tanggungannya. Hal yang mampu ia tangani akan diselesaikan sendiri dahulu tanpa menyusahkan orang lain untuk terlibat dalam urusannya. Pemimpin sejati pasti memahami bukan ingin dimengerti, melayani bukan dilayani, dan sebisa mungkin tidak akan mencampuradukkan kepentingan pribadinya dengan hak yang bukan miliknya. Mobil dinas tidak akan pernah dibawanya ke pasar, apalagi piknik, bahkan lampu ruang kerjanya tidak akan dinyalakan jikalau yang hendak dibicarakan adalah urusan keluarga. Cowo yang begini nih yang mesti dicari..

0 komentar :

Posting Komentar