Hujan petang ini membawa ketenangan tersendiri bagi jiwaku yang sedang ringkih.
Hujan petang ini juga mencerahkan pikirku tentang kekuatan ikhlas.
Aku
belajar dari rerumputan bahwa kesabaran dan keikhlasan tidaklah ada
habisnya. Coba lihat rerumputan. Ia menanti dengan sabar jatuhnya air
dari langit. Walaupun sedikit, tetap ia manfaatkan dengan sebaik-baiknya
untuk bertumbuh walaupun hanya untuk satu daun. Ia pun juga ikhlas.
Menerima dengan sepenuh hati takdir ilahi, walaupun derita menghampiri.
Kekeringan, daunnya berguguran, bahkan diinjak-injak sampai ringsek oleh
bocah-bocah yang sedang kecanduan bermain bola. Warna yang awalnya
hijau mencerahkan mata, berganti coklat membosankan, ga keliatan.
Tapi mereka tetap sabar dan ikhlas. Andaikan mereka tak sabar dan
ikhlas, mereka akan memboikot, aksi, bahkan boleh jadi mereka akan mati
dan tak muncul lagi. Kalau sudah begini, mau dikasih makan apa kambing
dan sapi?
Ikhlas dan sabar adalah sepasang
proses yang tiada akhir. Setiap fase membutuhkannya. Sebelum, ketika,
hingga akhir dari ikhtiar yang diperjuangkan. Keduanya saling
melengkapi. Mewarnai kanvas hati hingga seindah pelangi. Dengan
demikian, salah besar jika ada yang mengatakan "kesabaranku ada batasnya".
Itulah perkataan seorang yang lemah. Begitu mudahnya syaithan
menghancurkan perisai kesabaran dalam dirinya. Melumatnya dan
menggantinya dengan nafsu hewani. Na'udzubillah..
Solusinya,
dekati Ilahi (Alloh). Beliau Pemegang kendali atas alam ini. Tapi,
walaupun demikian, Alloh tak semena-mena memberikan takdir kepada
makhlukNYA. Semua telah terukur akurat tanpa galat. Paripurna. Sesuai
dengan kadar kemampuan makhluk ciptaanNYA, tak lebih apalagi kurang
"Get positive thinking, so that Alloh will give all positive thing to you"
0 komentar :
Posting Komentar