Senin, 16 Juli 2012

Hujan petang ini membawa ketenangan tersendiri bagi jiwaku yang sedang ringkih.
Hujan petang ini mengajarkan aku tentang makna kesabaran,
Hujan petang ini juga mencerahkan pikirku tentang kekuatan ikhlas.
Aku belajar dari rerumputan bahwa kesabaran dan keikhlasan tidaklah ada habisnya. Coba lihat rerumputan. Ia menanti dengan sabar jatuhnya air dari langit. Walaupun sedikit, tetap ia manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk bertumbuh walaupun hanya untuk satu daun. Ia pun juga ikhlas. Menerima dengan sepenuh hati takdir ilahi, walaupun derita menghampiri. Kekeringan, daunnya berguguran, bahkan diinjak-injak sampai ringsek oleh bocah-bocah yang sedang kecanduan bermain bola. Warna yang awalnya hijau mencerahkan mata, berganti coklat membosankan, ga keliatan.  Tapi mereka tetap sabar dan ikhlas. Andaikan mereka tak sabar dan ikhlas, mereka akan memboikot, aksi, bahkan boleh jadi mereka akan mati dan tak muncul lagi. Kalau sudah begini, mau dikasih makan apa kambing dan sapi?
Ikhlas dan sabar adalah sepasang proses yang tiada akhir. Setiap fase membutuhkannya. Sebelum, ketika, hingga akhir dari ikhtiar yang diperjuangkan. Keduanya saling melengkapi. Mewarnai kanvas hati hingga seindah pelangi. Dengan demikian, salah besar jika ada yang mengatakan "kesabaranku ada batasnya". Itulah perkataan seorang yang lemah. Begitu mudahnya syaithan menghancurkan perisai kesabaran dalam dirinya. Melumatnya dan menggantinya dengan nafsu hewani. Na'udzubillah..
Solusinya, dekati Ilahi (Alloh). Beliau Pemegang kendali atas alam ini. Tapi, walaupun demikian, Alloh tak semena-mena memberikan takdir kepada makhlukNYA. Semua telah terukur akurat tanpa galat. Paripurna. Sesuai dengan kadar kemampuan makhluk ciptaanNYA, tak lebih apalagi kurang
"Get positive thinking, so that Alloh will give all positive thing to you"


0 komentar :

Posting Komentar