Jumat, 27 April 2012

<next> Setelah berkuliah di IPB, Hari-hariku cukup sering dibimbangi oleh keinginan meringankan beban orang tuaku. Akhirnya, keinginan itu meluap dan memicu syaraf-syaraf motorikku untuk bergerak mewujudkan keinginan yang telah lama terpendam di bunker hatiku. Sepulang dari kuliah olahraga, aku putuskan untuk bekerjasama dengan tukang roti di Bara dengan kesepakatan bahwa aku akan menjual rotinya ke teman-temanku dan jika rotinya tidak habis akan dikembalikan kepadanya.
Pasca kesepakatan itu, aku memulainya dengan membawa satu kotak roti yang berisi lima belas buah roti. Alhamdulillaah, ajaib, roti itu habis dalam waktu singkat! Secara perlahan aku tingkatkan jumlah barang daganganku hingga penghasilanku mencapai lebih dari tiga ratus ribu dalam sebulan. Tanpa sadar, ternyata aku menjadi inspirator bagi teman-temanku berjualan di asrama. Akhirnya, berangsur-angsur pedagang di asrama semakin banyak dan dagangannya pun bermacam-macam. Dasar IPB, entrepreneurship banget.
Kenikmatan itu berlangsung selama kurang lebih empat bulan, setelah itu ujian menghadangku. Roti yang aku jual tersaingi oleh beragam dagangan yang dijual teman-temanku, ada donat, risol, molen raksasa, dan lainnya. Berulang kali aku ganti barang dagangan, penghasilanku tidak kunjung membaik. Aku mencoba mencari ide alternatif usaha lain. Hingga pada suatu hari, ada pengumuman pendaftaran beasiswa BBM dan aku  mendaftarkan diri. Alhamdulillaah, diterima. Bukan main senangnya saat itu. Aku menjadi semakin yakin bahwa Alloh memang Maha Mengetahui jeritan hati setiap makhlukNYA.
Besarnya beasiswa BBM setiap bulannya sebesar Rp 450.000. Awalnya aku berpikir bahwa uang beasiswa akan turun setiap bulan, tapi ternyata uang beasiswa BBM diberikan dengan cara dirapel atau diakhirkan.
Enam bulan setelah OR beasiswa BBM, aku mendapatkan sms sebaran yang berisikan OR Beastudi Etos untuk satu orang. Aku terkejut. “Ini kan beasiswa yang waktu itu ingin aku ikuti, masih bisa ikut ga ya? Coba dah..”gumamku.
Kebetulan tetangga kamarku di asrama TPB, Andri, anak Etos juga. Aku mulai menyelidiki, mencari tahu segala tentang Etos. Beberapa hari kemudian aku azamkan diri untuk  mendaftarkan diriku ke sana setelah terpenuhi semua persyaratannya.
Saat wawancara, kira-kira ada lebih dari sepuluh peserta yang mendaftar. Aku berusaha seoptimal mungkin untuk lulus dari semua rangkaian seleksi. Masyaa Alloh, aku diterima. Pengumumannya di bulan Pebruari, awal semester dua, tapi salah satu syaratnya adalah tidak mendapatkan beasiswa lain, akhirnya beasiswa BBM aku lepas dengan semua pengalamannya. 
Sebelum dinyatakan diterima, aku disuruh oleh orang terakhir yang mewawancaraiku  untuk menginap di asetra yang pada saat itu penghuninya sedang liburan, orang itu adalah Mas Budi, Koordinator Etos Wilayah Bogor. Aku disuruh menginap karena aku datang langsung dari Tangerang untuk wawancara terakhirku yang dilakukan di sore hari sehingga tidak mungkin untuk langsung pulang lagi ke Tangerang. Di awal keberangkatanku ke Bogor, aku sempat berpikir setelah wawancara nanti aku akan menginap di Asrama TPB, tapi ternyata Alloh punya rencana lain yang jauh lebih indah, aku disuruh menginap di Asrama Etos. Alhamdulillaah. Ah, seru sekali.
Sekali lagi keyakinanku kepada Alloh bertambah dengan diterimanya aku sebagai Etoser, sebutan bagi penerima Beastudi Etos. Hal yang membuatku takjub kepada Alloh adalah dikabulkannya doaku oleh Beliau. Dulu, aku menyampaikan sederet doa kepada Alloh dengan penuh harap dan agak sedikit memaksa. Kira-kira seperti ini doanya;
Duhai Alloh Yang Maha Baik, aku ingin sekali membantu meringankan beban kedua orang tuaku. Aku ingin agar adikku bisa melanjutkan sekolahnya ke pesantren tahfidz. Tolong yaa Alloh, yaa ‘Aziiz, tolong berikan aku beasiswa di awal semester dua, dan tolong berikan aku tempat tinggal yang murah dan berkualitas agar orang tuaku tidak terbebani dalam membiayai kuliahku dan pesantren adikku nantinya. Aku mohon dengan sangat yaa Alloh..”
Sekarang aku sudah di Etos. Aku merasa sangat beruntung bisa tinggal di asrama Etos kampus IPB karena Etos merupakan beasiswa yang tidak hanya sekedar memberikan beasiswa finansial semata, tapi sangat mengutamakan pembentukan SDM yang berkualitas. Hasilnya, penerima manfaat beastudi Etos (Etoser) menjadi aktivis yang hampir selalu menempati jabatan strategis di suatu organisasi kampus atau kepanitiaan.
Inilah buah dari penantianku, tangisku, dan doa serta harapanku juga orang-orang yang ada di sekitarku selama ini. Aku bahagia telah menjadi bagian dari keluarga besar Etoser karena bagiku, Etos bagaikan sebuah aquarium yang ditata indah menggunakan teknik aquascape. Ikan-ikan, bebatuan, tanaman air, dan air yang jernih, disatukan agar berkolaborasi dan saling mengindahkan satu sama lain, membentuk pemandangan yang indah, suasana yang tenang, nyaman, dan damai. Tidak heran, orang-orang di luar yang melihatnya berdecak kagum penuh pujian, bahkan ingin turut merasakan suasana di dalamnya. Tapi sesungguhnya, segala bentuk pujian dan ibadah hanya untuk Engkau, duhai Alloh Yang Maha Bijaksana, Maha Perkasa, Maha Hebat, Maha Indah, lagi Maha Membulak-balikkan segala keadaan. Semua itu tidak bisa terwujud melainkan dengan izin Alloh, Sang Pemilik Semesta Raya. Satu permohonanku, Tolong bantu aku yaa Alloh, agar mampu menjadi salah satu bagian yang bisa mengindahkan aquarium ini sampai suatu hari nanti. Aamiin..





0 komentar :

Posting Komentar