Jumat, 28 Desember 2012


Alhamdulillaah. Kereen. Di penghujung tahun 2012 ini, ane mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari kucing. Ya, kucing. K-U-C-I-N-G. Ane dibuat terkesima dengan perilaku hewan yang satu ini. Memang, ia hanyalah makhluk dengan insting, tanpa akal. Namun, lebih dari itu, ternyata tanpa disadari ia memberikan banyak pelajaran berharga tentang hidup kepada orang2 yang berakal dan mau memperhatikan. Mereka mengajarkan kita tentang kekuasaan, pertahanan hidup, dan cinta. Setidaknya, itulah yang ane dapatkan selama sekian waktu penelitian. Hehe.. bukan penelitian yang serius ko, jadi ga ada laporannya.
Seringkali banyak di antara kita yang tak mempedulikan kucing2 di sekitar kita. Jangankan sekadar memberinya makan, parahnya, ada yang tega menyakitinya. Alih-alih untuk kebaikan, ternyata cara yang digunakan adalah mengusirnya dengan bentakan yang orang pun bisa sampai kecut nyalinya, menendangnya sepenuh jiwa, melemparnya tanpa pamrih -loh?- , menyiramnya dengan air panas hingga kulit arinya terlihat jelas dan bulu2nya tak dapat tumbuh lagi. Bahkan ada yang sampai membungkusnya dengan karung atau dimasukkan ke dalam kotak, lalu membuangnya di suatu daerah antah berantah yang dingin, sepi, tanpa makanan, tempat tinggal, apalagi sanak saudara. Ckckck.. kasihan yah. Percaya atau tidak, Itu semua dilakukan tanpa ada perasaan bersalah sedikit pun. Bukan main! Ngeri banget ga sih..
Oke, back to main topic. Maaf, openingnya kepanjangan. Jadi gini, beberapa waktu yang lalu, kalau ga salah –berarti bener-, tanggal 24 Desember 2012, ane dikejutkan dengan perilaku setubuh kucing (ga enak kalau Cuma nyebut ekornya aja) yang sudah memiliki 2 anak (1 anak kandung berwarna loreng dan 1 anak tiri berwarna oranye, nanti ane ceritain). Saat itu, entah darimana datangnya, ada seekor anak kucing berwarna putih yang mungil, imut, lucu, tapi agak belekan, nyelonong masuk ke dalam Asetra Bogor (Asrama Etos Putra). Tanpa permisi, apalagi ngetok pintu dan ngucapin salam. Parah beud, dasar kucing ga punya akal. Datang tak dijemput, pulang tak diantar –emang jailangkung?-.
Hebatnya, kucing putih nan mungil tapi agak belekan itu datang sendirian tanpa ada yang mengantar. Bayangkan, betapa dia harus menempuh risiko dengan melewati jalan raya Bateng yang padat tengkurep karena banyaknya kendaraan yang lalu lalang, selain itu ia pasti menghirup asap kendaraan (gas CO)  yang beracun, dan ditambah lagi ancaman pelecehan atau pembunuhan dari kucing2 jalanan garang yang siap menerkam kapan pun. Ah, mengerikan sekali, sekaligus kasihan. Alhamdulillah, Alloh telah menemaninya melewati semua itu hingga akhirnya ia tiba di Asetra.
Saat itu, ane lagi asyik mengerjakan proyek gambar tim puskomnas dan tiba2 kucing itu datang menghampiri. Sekilas, ia nampak imut dan cantik dengan tubuh kecil dan warna putih polosnya. Namun, perasaan kagum itu langsung terhapuskan oleh sebongkah pertanyaan dalam benak ane, “eh, itu kucing darimana?”. Daripada bingung, langsung saja ane tanyakan pada penghuni Asetra yang saat itu ada di dekat ane. Tepat seperti dugaan ane, mereka bilang bahwa kucing kecil itu datang dari suatu daerah antah berantah. Tak puas dengan jawaban saudara2ku tadi, khayalku pun melayang, mencari beragam hipotesis2 yang mungkin bisa menjawab rasa penasaranku.
Hmm, mungkinkah ia titisan dari langit untuk menjaga Asetra? Atau mungkin ia turun sebagai ujian kesabaran dari Alloh bagi para penghuni Asetra? Atau jangan2 ibu kucing kecil itu sengaja membawa anaknya ke Asetra karena kondisi ekoniminya tak memungkinkan lagi untuk merawatnya, sehingga ia kabur secara  diam2 secepat cahaya, meninggalkan anaknya yang putih polos itu sendirian tanpa teman? Atau mungkin kucing kecil itu sengaja kabur karena tak tahan dengan sikap orang tuanya yang kerap menyiksanya, mencaci-maki dirinya, dan menyudutkannya dengan kata2 kasar? Entahlah. –ko terasa agak aneh ya, hehe-
Nah,ini nih yang bikin ane kagum, terpukau, dan terenyuh. Tak disangka, kucing putih polos tadi diizinkan menyusu oleh ibu kucing beranak kandung 1 yang telah lama tinggal di Asetra!! Luarbiasa. Sekadar kalian tahu, sebelum kucing kecil yang berwarna putih polos itu datang, ada seekor anak kucing berwarna oranye yang asal usulnya sama seperti anak kucing putih itu dan ia juga diizinkan menyusu pada ibu kucing itu. kini ia menjadi anak ke-2 ibu itu dengan status anak tiri (seperti yg disebutkan diawal). Hmm, subhanalloh. Keren kan?? Entahlah, apa yang menjadi pertimbangan ibu kucing beranak satu itu sehingga mau menerima kedua anak kucing liar itu. Hebatnya, sama sekali tak ada diskriminasi dari ibu kucing. Yang ada malah anak kucing sebatang kara tadi dijilati oleh ibu kucing, pertanda bahwa ia disayang dan resmi diterima sebagai anaknya yang ke-3 dengan status anak tiri. kaka2nya pun tak mendeskreditkannya, atau pun mengucilkannya. Sesekali mereka bermain bersama, cakar-cakaran, kejar-kejaran, dan aktifitas bermain lainnya. Senang rasanya melihat si anak kucing kecil putih tadi diterima dengan lapang dada oleh keluarga kucing Asetra. Indahnya, persaudaraan itu. Mahasuci Alloh Yang telah mengaruniakan kepada makhluk hidupNya rasa kasih dan sayang.
    Pembaca yang budiman, setidaknya dari sepenggal kisah tadi, ada pelajaran berharga yang bisa kita petik untuk kemudian diaplikasikan dalam kehidupan nyata kita. Ibu kucing tadi mengajarkan kita bahwa dalam memberikan kasih sayang tak boleh ada perbedaan, bahkan walaupun ia tampak berbeda dengan yang lain. Jangan sampai keegoisan membutakan mata perikemanusiaan yang ada dalam lubuk hati kita. jangan sampai penilaian kita yang sempit, menjadikan kita tega untuk tidak optimal dalam menyayangi. Menyayangi ayah, ibu, anak, istri, atau saudara2 kita. Teruslah berpikir positif agar tak ada pertimbangan2 yang sengaja diada2kan dalam benak kita yang kerap menggoyahkan niat baik kita. Ketika timbul prasangka2 negatif, segera timbun dengan 1001 alasan positif yang bisa menenangkan hati ini. Boleh jadi ia jelek menurut kita, tapi indah, mempesona, atau mulia di hadapan Sang Pencipta, Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Boleh jadi, ia terlihat bodoh di mata kita, tapi ternyata ia menempati derajat yang jauh lebih tinggi daripada kita di hadapan Alloh karena kerendahhatiannya.
Ada satu hadits yang mungkin bisa menjadi inspirasi kita dalam menyayangi, tapi maaf ane lupa redaksi haditsnya yang lengkap. Intinya adalah Rolululloh pernah berpesan, “sayangilah yang ada di bumi, maka penduduk langit akan menyayangimu.”
bagi pecinta kucing, lanjutkan rasa cintamu. Bagi yang belum cinta, maka belajarlah untuk mencintainya, minimal tidak menendang atau memukulnya ketika ia datang menghampiri kita yang sedang makan. Ingat, cinta adalah kata kerja, tidak pasif. Maka berusahalah untuk mencintainya.

Senin, 17 Desember 2012


 Betapa tenteram dan nyamannya hidup ini jikalau di dalam hati tidak memiliki perasaan berharap kepada manusia. Setiap langkah yang terayun, keringat yang menetes, bahkan tenaga dan pikiran yang dikeluarkan adalah dalam rangka mempersembahkan yang terbaik agar Alloh suka dan cinta. Betapa bebasnya hidup ini jikalau hati tak terikat oleh makhluk. Setiap hari bebas dari memikirkannya, bebas menentukan arah yang diinginkan, dan yang terpenting adalah terbebas dari “perbudakan”. Benar-benar bahagia seperti burung yang terbang bebas di udara atau ikan yang berenang di lautan.
Tahukah kita, ternyata hal yang sering membuat kita sakit hati bukanlah hujatan atau makian orang lain kepada kita, tetapi karena adanya perasaan ingin dipuji, dihargai, dan dicintai oleh manusia yang menyesaki ruang hati kita. Betapa lelahnya orang yang hidup seperti ini, dia akan rela mengerahkan segenap daya dan upaya yang dimilikinya hanya agar orang lain memuji atau memberi penghargaan kepadanya. Fikirannya terlalu fokus pada penilaian manusia sampai-sampai melupakan, bahkan menghilangkan kedudukan Alloh di hatinya. Miris sekali rasanya.
Sungguh, semua pandangan dan penilaian dari manusia tidak akan kekal, hanya sebentar, lalu buyar. Memang, pada awalnya, orang yang telah sukses membuat orang lain memujinya, dia akan merasakan kebahagiaan yang besar, seakan-akan dia adalah orang yang paling hebat. Tetapi, ternyata semua anggapan itu tak sepenuhnya benar. Kebahagiaan yang dirasakannya semu dan tak akan lama. Semu karena sebenarnya penghargaan manusia itu tipuan yang bisa membuat terlena jika tak pandai menyikapinya. Penghargaan-penghargaan manusia pun hanya sebentar seperti ember yang jatuh, “gubrak!!” lalu selesai.
Tidak dilarang merasa bahagia dengan pujian atau penghargaan semacamnya dari manusia. Tapi yang perlu diperhatikan adalah cara kita menyikapinya. Jikalau kita menyikapinya dengan bangga diri, atau sombong, maka itulah yang tak diperbolehkan. Misalnya, ketika ada orang yang diwisuda dengan memakai pakaian toga atau ketika baru menjabat sebagai direktur suatu perusahaan, lalu temannya memuji, “Bro, sumpah lo keren banget hari ini. Gagah..”. lalu, dia menanggapinya, “Ah, biasa ini mah. Emang dasarnya gue udah keren kali..” atau “Weits, gue gitu loh. Kerja keras gue nih..” atau malah seperti ini, “Ya iyalah. Emang lo, dari dulu sampe sekarang ga lulus-lulus? Haha.. –tertawa sambil megang perut-” Ini yang salah. Alangkah baiknya jika dia menanggapi pujian tadi dengan kata-kata seperti ini, “Masa? Ah,ini kan juga karena bantuan lo bro..” atau “Oh gitu ya? Alhamdulillaah, ini hadiah dari Alloh atas usaha dan doa gue selama ini. Biasa aja,  jangan terlalu belebihan memuji gue” atau seperti ini, “Alhamdulillaah. Lo kalo berada posisi kayak gue juga keliatan keren ko. Semoga hati gue lebih keren daripada tampilan luar gue”
Terlihat sangat kontras dua macam tanggapan di atas. Tanggapan yang pertama sampai tiga bernadakan kesombongan, bangga diri, dan yang lebih parah adalah tak bersyukur. Menganggap bahwa yang ada pada dirinya saat itu adalah buah dari kerjakerasnya selama ini, tak menyertakan sedikit pun peran Alloh yang sebenarnya telah memberinya izin sehingga menjadi seperti itu. Coba kalau Alloh tak mengizinkan? Sangat mustahil ia akan seperti itu. Malah mungkin yang ada, dia akan menjadi terhina dan dicaci-maki banyak orang.
Pada tanggapan yang empat sampai enam, kerendahhatian begitu kental terasa. Tidak sombong, bangga diri, atau melecehkan orang lain. Itulah sebaik-baik pribadi, atau akhlak yang mulia. Dia menganggap bahwa dirinya bukanlah apa-apa kalau Alloh tak memberinya kesempatan untuk seperti itu. Dia juga menganggap semuanya sebagai bentuk kasih sayang Alloh kepada dirinya yang senantiasa berusaha dengan optimal dan sungguh-sungguh berdoa. (bersambung..)

Selasa, 11 Desember 2012

(sumber:witasharer.blogspot.com)
 
Bismillaahirrahmaanirrahiim ...jangan bosen baca ya, meski ini bacaan ringan, tapi insya Alloh isinya berbobot ^_^
dengan bahasa yg renyah, ga suntuk, diolah dengan bahasa sendiri yang mudah difahami :)


#Pernah perhatiin ga pacaran jaman sekarang..
atau bukan hanya merhatiin
tapi jangan2 pernah ngalamin juga lagi.. hehe. :p
#Mulai dari panggilan yang lebay.. Belom nikah udah kok panggil mamah papah, abi umi, *ngekkk ah...gubraaks..*
giliran putus pada manggil "si brengsek", si kurang ajar, atau apalah mungkin bahasa binatang juga keluar.., :D

#Bicara sama pacar Subhanallah, lembuuuut banget kata2nya,
tapi ketika bicara sama ibu, ada yang kasar, kadang bentak2.. naudzubillah..
#Ditambah perhatian yang lebay..
"hay.. agi ngapz" ,,, "aquh agi alu angun bubu, amu udah maem blom, jangan lupa mamz yack,, nti amu caakiitt agi".. *guubbrraakkss.. leebbayy*
dengan gaya bahasa yg lebay itu lho, manja, pura" cadel, beuh ga nahan deh, kalau ketemu tak sentil dah, diciwitt.. gemesss.. gemesss.. :D
jujur saya ga ngerti bahasa sms nak zaman sekarang,
ah dasar anak ABG ieuh, Anak Baru Gendeng,hehe.. Gaul cenah eta teh, anyway tau ga Gaul itu apa? GAya Urang Leuweung. hehe peace..

#Dikit-dikit ingetin makan.. kalau telat dikit.. khawatir sakit..
kalau cape dikit, khawatir dia sakit...
*pernah denger kalau orang ga makan bentar ja bisa mati..?.. heellooww.. 

#Coba liat ibu kita yang tiap hari nyiapin makanan untuk kita, tp jarang sekali beliau yang makan duluan..
atau ayah kita yang tiap hari kerja sampai lupa makan.. tapi masih tetep baik-baik aja kan..?

#Tapi pernah ga kamu perhatian pada ibumu untuk makan?
lha, kalau ke pacarnya : "ayang dah makan lum?"
tapi kalau ibu yg laper kita cuekin aja, beliin baso kek atau apa gitu biar ibumu senang
(wah ngomongin baso jadi laper.. makanya jangan pacar mulu yg ditraktir, aku jg mau ..hehe)
#Kalo pacar ultah, dikasih kado spesial, tapi ketika ibumu ultah kamu ngasih apa hayoo? Bodo Amat atau bahkan ga hafal ulangtahunnya kapan. ya Kariimm..


#Belum lagi kalau udah pacaran keliatan noraknya.. jalan2 ke mall pakai baju yang sama, warna yang sama juga.. tulisannya " I love You"... *iiddiihh.. anak TK dari mana itu, bajunya kembaran.. :D
trruuss... kalau lagi malem minggu,,
si cewe : "nanti malem kita mau kemana yank.."..
si cowo : "gk kemana2 dulu ya.. aq mau nonton bola"..
si cewe : "jadi kamu lebih mentingin bola.. daripada aq?"..
si cowo : "ya udah aq juga mau ngerjain tugas"..
si cewe : "jadi kamu lebih mentingin tugas daripada aq?"..
si cowo : "ya udah sekarang aq ke rumah kamu"..
si cewe : "jadi.. kamu lebih mentingin rumah aku daripada aku?"..
si cowo : "aaarrrgggg".. lho kok, hehe..

#Padahal kalau udah nikah.. mau nonton bola bareng jga bisa.
mau ngerjain tugas bareng juga bisa..
pergi keluar bareng juga bisa...
eeiittss.. ada yg bilang;

"aahhh nga juga kok.. ga perlu nikah juga bisa begitu kok"...
iyaa bisa.. bisa dosa.. :Dhmm,, Saya jadi ingin menertawakan yg pacaran, (maksudnya, aktivitasnya itu lho, buka orangnya :D)
yang begini nih, prioritas anak SMP, SMA, bahkan nak segede menel, masih bau kencur jg ikut"an udah pacaran.
nah tuh, tanggung jawab lho,, yg dewasanya sih harusnya bisa ngasih contoh yg bener buat ade2nya.

eh, eh tapi tunggu dulu.. kayanya ada yg mau bela diri nih. ada yg protes : 

"ahh.. aq pacaran ga kayak gitu kok,,
tergantung orang yg jalaninnya.
pacaran aq islami.. ingetin shalat, ingetin ngaji, ingetin kebaikan, untuk dakwah, dsb"


eheem... tapi kamu pernah ingetin ga,, kalau pacaran sebelum nikah itu dosa? ^^ hehe..
Oke, memang.. saling mengingatkan ibadah n kebaikan itu bagus, itu memang kewajiban sesama muslim untuk amar ma'ruf , nahi munkar.

Tapi, coba deh lets check, sadar ga sih, itu berarti ibadahnya ga ikhlas, bukan semata2 karna DIA (Alloh), tp karna si dia.(wallahu a'lam) 

Secara tak sengaja itu termasuk riya(perasaan ingin dipuji/dihargai manusia).
Tiap detik, menit, jam, hari, pikirannya dipenuhi all about him/her.
malah yg ada ibadah pun karna ingin terlihat sholeh oleh si dia.(jawabannya ada pd dirimu sendiri)

Pacaran islami itu yg gimana coba….??
Yang kalau nulis surat cinta pakai kalimat2 toyyibah..??
Yang kalau bicara sama pacar pakai bahasa arab?
Yang mengatakan istilah ‘apel’ menjadi ‘menjalin silaturahmi’ ..??
Yang ngajakin yayangnya ke pengajian..??
Yang katanya boncengan motor tp ga pegangan..??
Yang ngakunya cuma saudara atau ‘kakak adek’..?? weleh.. weleh..
atau pacaran yg ga pernah ketemuan tapi, sms ga pernah kelewat,
ketemunya di alam mimpi atau meski raga tak bertemu tapi hati tetep bertemu..

ehemm,, apa itu ga termasuk zina hati namanya, saudaraku.. ( wallahu a'lam), DIA yg maha tau isi hati manusia.
saudaraku.. jangan kau biarkan setan menertawakanmu,
jangan mau dijebak oleh perangkap setan, keliatannya baik tapi sebenarnya menjerumuskan.
Sudahlah sahabat2ku… tinggalkanlah segala yg melalaikan
terutama untuk ade2ku, saudara semuslimku yg masih di bangku sekolah, masih berkewajiban untuk menuntut ilmu, fokuslah untuk mengejar cita2 dan raihlah cinta Alloh yg paling agung.

Utamakan cinta pd Alloh.
Alloh dulu, Alloh lagi, Alloh terus...kan gitu kata ust. yusuf mansyur juga :)

Andai kalian tahu bahwa cinta pada Alloh itu lebih indah melebihi apapun.
tidakkah kau mau berlomba2 dengan muslim yg lainnya untuk meraih cinta dari Allah?
Janganlah tergoda oleh mata pecinta dunia, dunia ini hanya tipuan
hidup yang sesungguhnya adalah nanti di akhirat.
  

#Aku post tulisan ini untuk mengingatkan dan menasehati diriku yg pernah terjerembab ke dalamnya, juga untuk kalian yg masih menikmati maksiat ini.
Tetaplah berjalan dalam koridor syariat agar Allah selalu meridhoi langkah kita. Mari perbaiki diri kita, Bukankah wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik pula?
yakinlah JODOH akan datang seiring dengan usaha kamu memperindah diri dengan akhlak dan ibadah yang baik:)

#Belum terlambat untuk berubah, ko.. Selama kita masih bernafas, Alloh akan senantiasa menunggu kita kembali ke pelukanNya. Alloh rindu kepada kita, teman2.. 
Alloh sayang kita. Alloh ingin kita selamat dalam mengarungi dunia yang penuh ujian ini. Alloh ingin kita kembali menyebut namaNYA dalam doa dan ibadah kita dengan penuh haru. 
#Satu hal lagi yang wajib kita ketahui adalah bhwa Alloh akan saangaaaat senang ketika kita mendatanginya sambil merintih memohon ampun, mengiba belas kasih sayangNya, dan mencurhatkan semua masalah kita kepada Alloh..
#Segala puja dan puji hanya untuk Alloh yang Maha Penyayang dan Maha Mendengar segala keluh kesah kita:)

Selasa, 27 November 2012

Setiap manusia tentulah sangat menyukai dan merindukan keindahan. Banyak orang yang menganggap keindahan adl pangkal dari segala puji dan harga. Tidak usah heran kalau banyak orang memburunya. Ada orang yg berani pergi beratus bahkan beribu kilometer semata-mata utk mencari suasana pemandangan yg indah. Banyak orang rela membuang waktu utk berlatih mengolah jasmani tiap saat karena sangat ingin memiliki tubuh yg indah. Tak sedikit juga orang berani membelanjakan uang berjuta bahkan bermilyar krn sangat rindu memiliki rumah atau kendaraan mewah.
Akan tetapi apa yg terjadi? Tak jarang kita menyaksikan betapa terhadap orang-orang yg memiliki pakaian dan penampilan yg mahal dan indah yg datang ternyata bukan penghargaan melainkan justru penghinaaan. Ada juga orang yang memiliki rumah megah dan mewah tetapi bukan mendapatkan pujian melainkan malah cibiran dan cacian. Mengapa keindahan yg tadi disangka akan mengangkat derajat kemuliaan malah sebalik padahal kunci keindahan yg sesungguh adl jika sesorang merawat serta memperhatikan kecantikan dan keindahan hati. Inilah pangkal kemuliaan sebenarnya.
Rasulullah SAW pakaian tak bertabur bintang penghargaan tanda jasa dan pangkat. Akan tetapi demi Allah sampai saat ini tak pernah berkurang kemuliaannya. Rasulullah SAW tak menggunakan singgasana dari emas yg gemerlap ataupun memiliki rumah yg megah dan indah. Akan tetapi sampai detik ini sama sekali tak pernah luntur pujian dan penghargaan terhadap bahkan hingga kelak datang akhir zaman. Apakah rahasianya? Ternyata semua itu dikarenakan Rasulullah SAW adl orang yg sangat menjaga mutu keindahan dan kesucian hatinya.
Rasulullah SAW bersabda “Ingatlah dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi bila rusak niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama qolbu!” .
Boleh saja kita memakai segala apapun yg indah-indah. Namun kalau tak memiliki hati yg indahdemi Allah tak akan pernah ada keindahan yg sebenarnya. Karena jangan terpedaya oleh keindahan dunia. Lihatlah begitu banyak wanita malang yg tak mengenal moral dan harga diri. Mereka pun tak kalah indah dan molek wajah tubuh ataupun penampilannya. Kendatipun demikian mereka tetap diberi oleh Allah dunia yg indah dan melimpah.
Ternyata dunia dan kemewahan bukanlah tanda kemuliaan yg sesungguh krn orang-orang yg rusak dan durjana sekalipun diberi aneka kemewahan yg melimpah ruah oleh Allah. Kunci bagi orang-orang yg ingin sukses yg ingin benar-benar merasakan lezat dan mulia hidup adl orang-orang yg sangat memelihara serta merawat keindahan dan kesucian qalbunya.
Imam Al Ghazali menggolongkan hati ke dalam tiga golongan yakni yg sehat hati yg sakit dan hati yg mati {qolbun mayyit}.
Seseorang yg memiliki hati sehat tak ubah memiliki tubuh yg sehat. Ia akan berfungsi optimal. Ia akan mampu memilih dan memilah tiap rencana atas suatu tindakan sehingga tiap yg akan diperbuat benar-benar sudah melewati perhitungan yg jitu berdasarkan hati nurani yg bersih.
Orang yg paling beruntung memiliki hati yg sehat adl orang yg dapat mengenal Allah Azza wa Jalla dgn baik. Semakin cemerlang hati maka akan semakin mengenal dia. Penguasa jagat raya alam semesta ini. Ia akan memiliki mutu pribadi yg begitu hebat dan mempesona. Tidak akan pernah menjadi ujub dan takabur ketika mendapatkan sesuatu namun sebalik akan menjadi orang yg tersungkur bersujud. Semakin tinggi pangkat akan membuat semakin rendah hati. Kian melimpah harta ia akan kian dermawan. Semua itu dikarenakan ia menyadari bahwa semua yg ada adl titipan Allah semata. Tidak dinafkahkan di jalan Allah pasti Allah akan mengambil jika Dia kehendaki.
Semakin bersih hati hidup akan selalu diselimuti rasa syukur. Dikaruniai apa saja kendati sedikit ia tak akan habis-habis meyakini bahwa semua ini adalah titipan Allah semata sehingga amat jauh dari sikap ujub dan takabur. Persis seperti ucapan yg terlontar dari lisan Nabi Sulaiman AS tatkala diri dianugerahi Allah berbagai kelebihan “Haadzaa min fadhli Rabbii liyabluwani a-asykuru am afkuru.” . Ini termasuk karunia Tuhanku utk mengujiku apakah aku mampu bersyukur atau malah kufur atas ni’mat-Nya.
Suatu saat bagi Allah akan menimpakkan ujian dan bala. Bagi orang yg hati bersih semua itu tak kalah terasa ni’matnya. Ujian dan persoalan yg menimpa justru benar-benar akan membuat kian merasakan indah hidup ini. Karena orang yg mengenal Allah dgn baik berkat hati yg bersih akan merasa yakin bahwa ujian adl salah satu perangkat kasih sayang Allah yg membuat seseorang semakin bermutu.
Dengan persoalan akan menjadikan semakin bertambah ilmu. Dengan persoalan akan bertambahlah ganjaran. Dengan persoalan pula derajat kemuliaan seorang hamba Allah akan bertambah baik sehingga ia tak pernah resah kecewa dan berkeluh kesah krn menyadari bahwa persoalan merupakan bagian yg harus dini’mati dalam hidup ini.
Oleh karena tak usah heran orang yg hati bersih ditimpa apapun dalam hidup ini sungguh bagaikan air di relung lautan yg dalam. Tidak pernah akan berguncang walaupun ombak badai saling menerjang. Ibarat karang yg tegak tegar dihantam ombak sedahsyat apapun tak akan pernah roboh. Tidak ada putus asa tak ada keluh kesah berkepanjangan. Yang ada hanya kejernihan dan keindahan hati. Ia amat yakin dgn janji Allah “Laa yukalifullahu nafasan illa wus’ahaa.” . Allah tak akan membebani seseorang kecuali sesuai dgn kesanggupannya. Pasti semua yg menimpa sudah diukur oleh-Nya. Mahasuci Allah dari perbuatan zhalim kepada hamba-hamba-Nya.
Ia sangat yakin bahwa hujan pasti berhenti. Badai pasti berlalu. Malam pasti berganti menjadi siang. Tidak ada satu pun ujian yg menimpa kecuali pasti akan ada titik akhirnya. Ia tak berubah bagai intan yg akan tetap kemilau walaupun dihantam dgn apapun jua.
Memang luar biasa orang yg memiliki hati yg bersih. Nikmat datang tak pernah membuat lalai bersyukur sementara sekalipun musibah yg menerjang sama sekali tak akan pernah mengurangi keyakinan akan curahan kasih sayang-Nya. Semua itu dikarenakan ia bisa menyelami sesuatu secara lbh dalam atas musibah yang menimpa diri sehingga tergapailah sang mutiara hikmah. Subhanallaah sungguh teramat beruntung siapapun yg senantiasa berikhtiar dgn sekuat-kuat utk memperindah qolbunya.** {Sumber : Tabloid MQ EDISI 05/TH.1/SEPTEMBER 2000}
sumber : file chm bundel Tausyiah Manajemen Qolbu Aa Gym

Sabtu, 25 Agustus 2012

     Episode berkesan selanjutnya dari liburan ane adalah ane pulang dari IPB ke Tangerang naik sepeda. Sepeda yang ane pake adalah sepeda gunung warna hijau merk United. Btw, ane punya panggilan sayang untuk dia yaitu Uni (jadi inget orang Padang). Ini nih yang baru dari hidup ane, mengayuh sepeda sampai Tangerang. Kayanya udah setahun ane nyimpen mimpi ini dalam brankas imajinasi ane hingga akhirnya Alloh mewujudkannya.
    Setelah melewati proses perenungan dan peyakinan yang panjang, akhirnya ane putuskan pada tanggal 11 Agustus 2012 berangkat menuju Tangerang dengan menunggangi si Uni. Sama sekali tak terbersit dalam benak ane tentang ibadah puasa yang sedang ane jalani. “Ah, cuma ke Tangerang doang, deket ko. Puasa ga boleh dianggap sebagai sesuatu yang memberatkan apalagi melemahkan. Gue mau buktiin semua itu. Toh, selama ini, setiap pekan gue ke bukit Cimanggu naek sepeda, Alhamdulillah kuat2 aja, walaupun lagi puasa. Tinggal azzam (tekad) gue yang kudu dikuatin. Bismillaah, kebanyakan mikir malah ga jadi2 nanti” kira-kira inilah upaya ane meyakinkan hati yang menggalau.
      Sekitar jam 1 siang kurang, setelah sholat dzuhur di masjid Al Wustho, tilawah, dan berpamitan dengan penghuni Asrama Etos Putra Bogor tercinta, ane berangkat. Kostum yang ane pake waktu berangkat tuh, baju olahraga IPB 47 lengan panjang dengan bawahan selana training bergaris oranye, juga tak lupa satu kaos di kepala yang ane modelin kayak ninja, sebagai masker. Kereen, nyentrik abis dah, ane jadi pusat perhatian di jalanan, haha. Ane juga bawa tas ransel merk Avtech berwarna hijau pudar, tas termahal yang sampe saat ini ane punya. Isi tasnya tak banyak, hanya beberapa pakaian, laptop, modem, sapu tangan, pulpen, pensil, penghapus, buku-buku, kalkulator, nametag kepanitiaan SALAM ISC, charger HP dan laptop, serta sampah-sampah yang lupa dibuang –ups-.
      Bersama kayuhan awal, ane gumamkan dalam hati, “Bismillaah, Tolong berikan aku kemampuan dan kemudahan dalam perjalananku ini yaa Alloh. Aku yakin bahwa hanya Engkau yang bisa memberikan aku kekuatan karena memang hanya Engkau Yang kuat. Selamatkan aku hingga tempat tujuanku yaa Alloh” kalau ga salah itulah sebaris harapan ane kepada Alloh. Kemudian dilanjutkan dengan membaca “Subhaanalladzii sakhkhorolanaa haa dzaa wa maa kunnaa lahuu muqriniina wa innaa ilaa robbinaa la munqolibuun (Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami)”.
.Dalam perjalanan, ane bisa merasakan semangat dan keikhlasan si Uni. Setiap kali ane mengayuh pedalnya, Uni seperti bilang, “ayo, Go! Terus.. lo bukan cowo payah kan? Kita taklukkan jalan ini. Ini semua ga ada apa2nya dibandingkan dengan perjuangan orang2 yg menggadaikan dirinya kpd Alloh di jalan dakwah. Buktiin kalo lo pun punya semangat juang yang tinggi, ga lemah.”
     “Tunggu Kiki (nama kesayangan Ego di rumah) ya mah, pak, Milga. Kehadiran Kiki bersama si Uni akan jadi special surprise untk kalian.” Kata-kata inilah yang menjadi salah satu bahan bakar ane selama dalam perjalanan.
     Ketika ane lelah dan bosan, ane berteriak, “ALLOOHU AKBAR!!!” maka seketika itu juga diri ane seolah melebur bersama si Uni menjadi pesawat jet berbahan bakar nuklir, cepat dan tak terhentikan. Dengan suntikan  energy baru ini, ane lewati setiap kendaraan yang menghalangi pandangan ane. Ane kerahkan segenap daya otak dan otot untuk menyelip di antara 2 mobil, naik ke trotoar, bahkan balapan dengan truk layaknya seorang bikers professional. Beberapa kali ane coba mengejar truk agar bisa berpegangan di baknya, tapi malah diomelin. Lambaian tangan co-driver yang menggebu, menyadarkan ane bahwa dia ga rela dipegang-pegang kendaraannya. “Wuh..”gerutu ane dalam hati. Tapi, sebelum suudzonisasi ini bertambah parah, ane segera netralkan hati ane dengan husnudzon bahwa mungkin sopir dan temannya itu tak mau membahayakan ane.
     Beberapa kali ane singgah ke masjid ketika adzan Ashar, Maghrib, dan ‘Isya. Hal ini bukan karena ane capek, melainkan karena ane sedang belajar menyayangi dan menghormati Alloh dengan sholat tepat waktu tanpa satu rakaat pun yang terlewat. Ane memperoleh pelajaran ini dari Ustadz Yusuf Mansyur ketika ane dengerin rekaman ceramahnya di Sekret SALAM ISC IPB dan ini hikmah lain dari keterlibatan ane di SALAM ISC IPB. Ane tersadar, bagaimana kita mau disayang dan segera dipenuhi kebutuhannya oleh Alloh, jika kitanya saja malas untuk memenuhi panggilannya (sholat)? Layaknya seorang majikan yang memanggil pembantunya tapi pembantu itu malas datang. Maka, betapa marahnya si majikan itu, ya kan? Terlebih ane yang selama ini berkutat di organisasi dakwah kampus. Bagaimana mungkin ane bisa sukses menyeru orang-orang kepada Alloh, jikalau ane-nya aja males memenuhi seruan Alloh melalui muadzinNYA? Alloh tak akan ridho dengan kerja dakwah ane kalau ane males atau dengan entengnya meninggalkan seruan sholat. Ane sangat menyayangkan ketika ada orang yang rela menunda sholat hanya karena syuro(rapat, red). Ane pikir tuh syuro ga bakalan diberkahi oleh Alloh. Na’udzubillaah.
      Putaran roda sepeda ane akhirnya terhenti kira2 pada jam 20.20 di depan sebuah rumah yang tembok dan pagarnya berwarna hijau pucuk daun. Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di tempat ini sedari jam 13 siang ane berangkat. Senang rasanya. Tapi yang jauh lebih menyenangkan adalah ketika kehadiran ane disambut dengan suka cita plus wajah keheranan adik ane dan teman-temannya yang sedang bermain di depan rumah ini. Dengan wajah sumringah mereka menyalami tangan ane sambil bertanya, “Mas Kiki, mas dari IPB naik sepeda??” mendengar kicauan mereka ini, ane cuma senyum dan bilang Alhamdulillaah. Selain itu, mereka juga memberondong ane dengan permintaan yang ga ane duga sebelumnya, “Mas, mas, besok sore ngaji ya mas..” beuh, adem bener pas ane denger itu.
       Tapi ternyata, keesokan harinya, usai sholat shubuh mereka minta diajarin ngaji. Yaudah, ane layani. Saluut banget ane sama semangat mereka. Ini nih yang selama ini ane idam-idamkan. Ah, alhamdulillaah makasih yaa Alloh.
      Rumah ini udah ga asing lagi buat ane. Tempat dimana ane ditempa habis-habisan hingga akhirnya ane berhasil menjadi pelajar yang bisa masuk PTN terbaik ke-4 di negeri ini, IPB. Di depan rumah ini ada pohon mangga berukuran gede yang ane ga tau jenis mangga apa itu. Buahnya tuh bergerombol dengan ukuran relatif kecil jika dibandingkan dengan mangga jenis harum manis. Nah, ini nih rumah ane, cukup tipe 21, ga usah gede-gede, kan yang tinggal di sini cuma ane, Ayah, Ibu, sama adik ane (Milga). Sederhana sih, tapi sangat menyejukkan. Kalo lo mau main, sangat dibolehkan. Dateng aja ke jalan Serayu 2 No. 6, Pondok Indah, Kutabumi, Pasarkemis, Tangerang. Deket ko, cuma sekitar 2 jam kalo naik motor Supra biasa berwarna hijau keluaran 2002 atau sekitar 4 jam kalo lo fokus naik sepeda gunung merk United berwarna hijau. Bisa juga naik kereta Bogor-Duri, tapi lo mesti ke stasiun Bogor dulu naik angkot jurusan terminal Laladon (Angkot Kampus Dalam atau Ciomas) kemudian dilanjutin naik angkot ke stasiun Bogor. Udah sampe stasiun Duri, naik kereta jurusan Tangerang dan angkot jurusan Kutabumi. Kalo udah sampe, tinggal naik dan tanya tukang becak alamat rumah ane tadi. Eh, jangan lupa bayar ya, kasih bayaran lebih kalo bisa:)
***
Syukron so much udah baca secuil kisah hidup ane. Silahkan petik hikmahnya sendiri, Semoga petualangan ane ini memberikan lo inspirasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi... Do something new, akh, ukh, bro, sist!!!

Jumat, 10 Agustus 2012

Sepenggal episode The Extraordinary Adventure of SALAM ISC 2012

     Kamis itu disambut dengan senyuman mentari. Sejuk dan mendamaikan. Menghangatkan semangat sekumpulan remaja dewasa yang terikat lekat dalam jalinan ukhuwah Islamiyah. Indahnya hari itu, seakan-akan semua menyambut dan mendukung penuh apa yang telah mereka azzamkan dan perjuangkan dengan sepenuh jiwa. Dakwah.

     Aku rindu Kamis itu. Suasananya, rasanya, baunya. Aku rindu karena aku tahu bahwa Kamis itu tak akan pernah kembali dalam rupa yang sama. Walaupun ini terjadi setiap tahun, tapi pasti beda sensasinya. Ah, aku ingin merasakan kembali Kamis itu dengan segenap keindahan yang terlarut di dalamnya. Merasakan kembali peluh, semangat, raut wajah, dan keterikatan hati saat itu. Aku rindu kalian semua.

***

       Sejenak aku dongakkan kepalaku ke atas, menikmati langit Kamis  yang cerah saat itu. Langitnya biru dengan corak putih dari awan yang terbawa angin.  Aku pejamkan mataku sejenak dan mencoba merasakan angin yang berdesir, membelai tubuh ini dengan lembut.  Ingin rasanya menangis. Aku berusaha menyimpan memori Kamis itu dalam ruang kosong yang masih tersisa di hati dan memoriku. Utuk beberapa waktu lamanya, aku tak peduli dengan riuh riang saudara2ku di stand Salam ISC. Aku terlalu fokus menikmati suasana Kamis yang indah dan tak akan pernah kembali itu. Terbayang dalam benakku, aku akan kembali ke tempat ini lagi beberapa tahun kemudian bersama seseorang. Memutar kembali episode di hari Kamis itu

      Duhai Alloh, Sungguh Engkau pasti tahu bahwa hati ini telah berpadu. Berhimpun dalam naungan cintaMu yang menyejukkan, bertemu dalam ketaatan yang melintasi batas logika, dan bersatu dalam perjuangan yang mengharu biru. Semua kami lakukan demi menegakkan syariat dalam kehidupan. Maka, kuatkan ikatannya dan tegakkanlah cintanya.

      Ku mohon padaMu, yaa Robb, tolong lapangkan dada kami dengan indahnya karunia iman,dan indahnya tawakkal padamu. Hidupkan kami dalam balutan ma’riatMu dan matikan kami dalam indahnya syahid di jalanMu.

         Kalau bukan karena Engkau, Islam, dan Rosululloh, kami tak akan pernah memperjuangkan dakwah ini. Setetes keringat pun tak sudi kami jatuhkan, apalagi darah dan harta kami, tak akan pernah kami persembahkan. Maka tolong lindungi dan bela kami selama berjuang di jalan ini yaa Robb. Sungguh, hanya Engkaulah Pelindung dan Pembela kami.
@Stand Salam ISC Bogor, 2 Agustus 2012 (2nd DERMAGA)

Rabu, 01 Agustus 2012

Berbicara tentang laki-laki idaman, ada satu sisi  dari dirinya yang perlu menjadi fokus perhatian yaitu kepemimpinan. Hal ini karena laki-laki adalah sesosok makhluk yang diamanahkan untuk menjadi pemimpin, baik bagi pribadi, keluarga, atau ummatnya. Salah satu orang yang pantas dijadikan teladan adalah Umar bin Abdul Aziz. Beliau pasti tidak asing lagi terdengar di telinga kita yang rindu figur pemimpin ideal. Umar sangat lekat dengan karakter kepemimpinannya yang profesional, adil, dan bersahaja. Pengalaman-pengalamannya selama menjadi khalifah/pemimpin sangat sering diceritakan karena memang sangat inspiratif dan menggugah sehingga layak untuk dijadikan sebagai role model bagi pemimpin yang ideal bagi semua orang, khususnya negara ini.
Suatu hari Umar bin Abdul Aziz menyewa seekor unta untuk membawanya dalam perjalanan ke luar kota. Di tengah perjalanan yang sebelah kanan dan kirinya dipenuhi pohon, serban beliau tersangkut dan jatuh ke tanah. Umar tidak merasakannya sampai sekitar satu kilometer beliau diberi tahu bahwa serbannya telah jatuh. kemudian Umar turun dari unta sewaannya dan berjalan kaki kembali ke tempat itu untuk mengambilnya.
“Wahai Amirul Mukminin, mengapa engkau mengambil serban itu sendirian? Bukankah engkau bisa mengambilnya dengan mengendarai unta?” Tanya si pemilik unta yang keheranan kepada Umar. “Tidak, saya menyewa unta hanya untuk pergi, bukan untuk kembali.” Jawab Umar. Pemilik unta tadi semakin keheranan, lalu bertanya kembali, “Mengapa engkau tidak menyuruhku mengambilnya?  Mendengar pertanyaan ini, Umar menjawabnya dengan lembut, “Tidak juga, karena serban itu bukan milikmu, melainkan milikku”
Begitulah seorang laki-laki seharusnya. Sadar terhadap amanahnya sebagai pemimpin sehingga bertanggung jawab atas semua yang menjadi tanggungannya. Hal yang mampu ia tangani akan diselesaikan sendiri dahulu tanpa menyusahkan orang lain untuk terlibat dalam urusannya. Pemimpin sejati pasti memahami bukan ingin dimengerti, melayani bukan dilayani, dan sebisa mungkin tidak akan mencampuradukkan kepentingan pribadinya dengan hak yang bukan miliknya. Mobil dinas tidak akan pernah dibawanya ke pasar, apalagi piknik, bahkan lampu ruang kerjanya tidak akan dinyalakan jikalau yang hendak dibicarakan adalah urusan keluarga. Cowo yang begini nih yang mesti dicari..