Selasa, 27 November 2012

Setiap manusia tentulah sangat menyukai dan merindukan keindahan. Banyak orang yang menganggap keindahan adl pangkal dari segala puji dan harga. Tidak usah heran kalau banyak orang memburunya. Ada orang yg berani pergi beratus bahkan beribu kilometer semata-mata utk mencari suasana pemandangan yg indah. Banyak orang rela membuang waktu utk berlatih mengolah jasmani tiap saat karena sangat ingin memiliki tubuh yg indah. Tak sedikit juga orang berani membelanjakan uang berjuta bahkan bermilyar krn sangat rindu memiliki rumah atau kendaraan mewah.
Akan tetapi apa yg terjadi? Tak jarang kita menyaksikan betapa terhadap orang-orang yg memiliki pakaian dan penampilan yg mahal dan indah yg datang ternyata bukan penghargaan melainkan justru penghinaaan. Ada juga orang yang memiliki rumah megah dan mewah tetapi bukan mendapatkan pujian melainkan malah cibiran dan cacian. Mengapa keindahan yg tadi disangka akan mengangkat derajat kemuliaan malah sebalik padahal kunci keindahan yg sesungguh adl jika sesorang merawat serta memperhatikan kecantikan dan keindahan hati. Inilah pangkal kemuliaan sebenarnya.
Rasulullah SAW pakaian tak bertabur bintang penghargaan tanda jasa dan pangkat. Akan tetapi demi Allah sampai saat ini tak pernah berkurang kemuliaannya. Rasulullah SAW tak menggunakan singgasana dari emas yg gemerlap ataupun memiliki rumah yg megah dan indah. Akan tetapi sampai detik ini sama sekali tak pernah luntur pujian dan penghargaan terhadap bahkan hingga kelak datang akhir zaman. Apakah rahasianya? Ternyata semua itu dikarenakan Rasulullah SAW adl orang yg sangat menjaga mutu keindahan dan kesucian hatinya.
Rasulullah SAW bersabda “Ingatlah dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi bila rusak niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama qolbu!” .
Boleh saja kita memakai segala apapun yg indah-indah. Namun kalau tak memiliki hati yg indahdemi Allah tak akan pernah ada keindahan yg sebenarnya. Karena jangan terpedaya oleh keindahan dunia. Lihatlah begitu banyak wanita malang yg tak mengenal moral dan harga diri. Mereka pun tak kalah indah dan molek wajah tubuh ataupun penampilannya. Kendatipun demikian mereka tetap diberi oleh Allah dunia yg indah dan melimpah.
Ternyata dunia dan kemewahan bukanlah tanda kemuliaan yg sesungguh krn orang-orang yg rusak dan durjana sekalipun diberi aneka kemewahan yg melimpah ruah oleh Allah. Kunci bagi orang-orang yg ingin sukses yg ingin benar-benar merasakan lezat dan mulia hidup adl orang-orang yg sangat memelihara serta merawat keindahan dan kesucian qalbunya.
Imam Al Ghazali menggolongkan hati ke dalam tiga golongan yakni yg sehat hati yg sakit dan hati yg mati {qolbun mayyit}.
Seseorang yg memiliki hati sehat tak ubah memiliki tubuh yg sehat. Ia akan berfungsi optimal. Ia akan mampu memilih dan memilah tiap rencana atas suatu tindakan sehingga tiap yg akan diperbuat benar-benar sudah melewati perhitungan yg jitu berdasarkan hati nurani yg bersih.
Orang yg paling beruntung memiliki hati yg sehat adl orang yg dapat mengenal Allah Azza wa Jalla dgn baik. Semakin cemerlang hati maka akan semakin mengenal dia. Penguasa jagat raya alam semesta ini. Ia akan memiliki mutu pribadi yg begitu hebat dan mempesona. Tidak akan pernah menjadi ujub dan takabur ketika mendapatkan sesuatu namun sebalik akan menjadi orang yg tersungkur bersujud. Semakin tinggi pangkat akan membuat semakin rendah hati. Kian melimpah harta ia akan kian dermawan. Semua itu dikarenakan ia menyadari bahwa semua yg ada adl titipan Allah semata. Tidak dinafkahkan di jalan Allah pasti Allah akan mengambil jika Dia kehendaki.
Semakin bersih hati hidup akan selalu diselimuti rasa syukur. Dikaruniai apa saja kendati sedikit ia tak akan habis-habis meyakini bahwa semua ini adalah titipan Allah semata sehingga amat jauh dari sikap ujub dan takabur. Persis seperti ucapan yg terlontar dari lisan Nabi Sulaiman AS tatkala diri dianugerahi Allah berbagai kelebihan “Haadzaa min fadhli Rabbii liyabluwani a-asykuru am afkuru.” . Ini termasuk karunia Tuhanku utk mengujiku apakah aku mampu bersyukur atau malah kufur atas ni’mat-Nya.
Suatu saat bagi Allah akan menimpakkan ujian dan bala. Bagi orang yg hati bersih semua itu tak kalah terasa ni’matnya. Ujian dan persoalan yg menimpa justru benar-benar akan membuat kian merasakan indah hidup ini. Karena orang yg mengenal Allah dgn baik berkat hati yg bersih akan merasa yakin bahwa ujian adl salah satu perangkat kasih sayang Allah yg membuat seseorang semakin bermutu.
Dengan persoalan akan menjadikan semakin bertambah ilmu. Dengan persoalan akan bertambahlah ganjaran. Dengan persoalan pula derajat kemuliaan seorang hamba Allah akan bertambah baik sehingga ia tak pernah resah kecewa dan berkeluh kesah krn menyadari bahwa persoalan merupakan bagian yg harus dini’mati dalam hidup ini.
Oleh karena tak usah heran orang yg hati bersih ditimpa apapun dalam hidup ini sungguh bagaikan air di relung lautan yg dalam. Tidak pernah akan berguncang walaupun ombak badai saling menerjang. Ibarat karang yg tegak tegar dihantam ombak sedahsyat apapun tak akan pernah roboh. Tidak ada putus asa tak ada keluh kesah berkepanjangan. Yang ada hanya kejernihan dan keindahan hati. Ia amat yakin dgn janji Allah “Laa yukalifullahu nafasan illa wus’ahaa.” . Allah tak akan membebani seseorang kecuali sesuai dgn kesanggupannya. Pasti semua yg menimpa sudah diukur oleh-Nya. Mahasuci Allah dari perbuatan zhalim kepada hamba-hamba-Nya.
Ia sangat yakin bahwa hujan pasti berhenti. Badai pasti berlalu. Malam pasti berganti menjadi siang. Tidak ada satu pun ujian yg menimpa kecuali pasti akan ada titik akhirnya. Ia tak berubah bagai intan yg akan tetap kemilau walaupun dihantam dgn apapun jua.
Memang luar biasa orang yg memiliki hati yg bersih. Nikmat datang tak pernah membuat lalai bersyukur sementara sekalipun musibah yg menerjang sama sekali tak akan pernah mengurangi keyakinan akan curahan kasih sayang-Nya. Semua itu dikarenakan ia bisa menyelami sesuatu secara lbh dalam atas musibah yang menimpa diri sehingga tergapailah sang mutiara hikmah. Subhanallaah sungguh teramat beruntung siapapun yg senantiasa berikhtiar dgn sekuat-kuat utk memperindah qolbunya.** {Sumber : Tabloid MQ EDISI 05/TH.1/SEPTEMBER 2000}
sumber : file chm bundel Tausyiah Manajemen Qolbu Aa Gym